oleh

Helmi: Bukan Salah RSMY, Tapi Salah Peraturan Gubernur yang Wajibkan Bayar Ambulance

Bengkulu.seribufakta.com – Ambulance Rumah Sakit M Yunus (RSMY) Bengkulu baru-baru ini kembali menjadi perbincangan publik, setelah seorang warga Desa Muara Jaya Kabupaten Kaur bernama Elia Puspita Sari, diminta membayar ambulance sebesar Rp 5 juta, jika ingin jenazah bayinya yang meninggal diantar menggunakan ambulance RSMY.

Walikota Bengkulu (non aktif) Helmi Hasan yang juga Calon Gubernur Bengkulu nomor urut 01 mengungkapkan, terkait polemik ambulance bayar di RSMY Bengkulu ini menyusahkan rakyat.
Soal ambulance bayar di RSMY Bengkulu itu bukan pihak rumah sakit atau sopir ambulanve yang salah, tetapi Peraturan Gubernur (Pergub) yang mengharuskan setiap orang yang ingin memakai ambulanve RSMY Bengkulu harus membayar.

“Dan menurut saya itu salah besar jika ambulance dijadikan sumber penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Karena ambulance ini erat dengan orang-orang yang tertimpa musibah,” ungkap Helmi.

Seperti orang melahirkan, sakit dan orang meninggal dunia, sedang tertekan ekonominya karena butuh mengeluarkan biaya.

“Inikan orang-orang yang lagi susah, artinya memang betul-betul membutuhkan pertolongan atau kehadiran pemerintah maka harus di evaluasi peraturan Gubernurnya. Oke lah misalnya peraturan gubernur tidak dievaluasi tetapi disiapkan anggaran untuk pengadaan ambulance gratis yang diberikan di setiap desa,” jelas Helmi.

“Sehingga tidak ada lagi Gubernur atau Pemerintah Provinsi disalahkan karena kan Gubernur setiap Desa satu Ambulans gratis begitu harusnya,” tambah Helmi.

Tapi kalau itu juga tidak dilakukan, peraturan Gubernurnya tidak dirubah, ya ada proses pembiaran seakan-akan pemerintah tidak hadir ketika masyarakat membutuhkan khususnya bidang kesehatan.
Ini soal bentuk dari APBD Provinsi itu. Helmi sering menyampaikan, APBD Provinsi itu seharusnya tidak hanya mencantumkan selera pejabat, tapi juga selera rakyat.

Salah satunya itu ambulance gratis di setiap desa yang dicantumkan dalam program, tidak kemudian ada kejadian beritanya viral kemudian datang minta maaf dan setelah itu selesai.

“Kejadian itu akan terulang kembali selama peraturan gubernur itu tidak diperbaiki atau APBD itu tidak menyediakan ambulance di setiap desa,” ungkap Helmi Hasan.

Secara pribadi, Helmi Hasan juga mengungkapkan duka untuk keluarga bayi yang meninggal. Helmi juga mendoakan bayi tersebut.

“Kita juga sangat bersedih. Dan semoga Allah SWT, menjadikan ini asbab meninggalnya ananda kita ini dosa-dosa orangtuanya diampuni Allah. Ananda kita sudah di surga tempatnya. Kita berdoa semoga kejadian ini (ambulance bayar) tidak terulang kembali,” imbuh Helmi.

Sebelumnya, tarif bayar ambulance Rp 5 juta itu sempat membuat keluarga bayi yang meninggal, kebingungan untuk mendapatkan uang sebesar itu. Sedangkan Elia Puspita Sari, baru saja tertimpa musibah bayinya yang meninggal.

Beruntung ia teringat dengan program ambulace gratis Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu yang digagas Walikota Bengkulu non aktif Helmi Hasan.

Elia lalu menghubungi Dinas Kesehatan Kota Bengkulu dan langsung direspon cepat. Pemkot Bengkulu langsung menerjunkan mobil ambulace Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Bengkulu untuk mengantar jenazah bayinya di untuk dikebumikan di kampung halaman.

Ketua Baznas Kota Bengkulu Habib Abdurahman Alkaf saat diwawancarai, Senin (30/11/2020) mengatakan, Minggu (29/11/20202) ia mendapat kabar dari driver ambulance Baznas Kota Bengkulu bernama Herman, akan membawa bayi atau pasien.
Ternyata bayi ini sudah meninggal yang diambil dari RSMY Bengkulu.
Awalnya warga hendak menggunakan ambulance RSMY Bengkulu, namun diminta biaya sekitar Rp 5 juta. Karena tidak ada biaya kemudian warga tersebut teringat dengan ambulance gratis Pemkot Bengkulu, lalu warga ini mencari informasi agar bisa memakai ambulance gratis ini.

“Setelah mendapat kabar itu pak Herman (driver Ambulance Baznas) langsung meluncur ke RS M Yunus Bengkulu tanpa pikir panjang, karena memang kita punya program ambulance gratis Pemkot ya kita bantu dan kita antar ke Kaur,” terang Habib Abdurahman Alkaf.
Karena, lanjut Habib, Baznas punya prinsip kalau menolong yang di bumi, insya Allah yang di langit akan menolong kita.

“Jadi saudara Herman ini lapor ke saya untuk mengantar ke Kaur ya silahkan, jangan minta apa-apa dari keluarganya. Dan keluarganya mengucapkan terimakasih kepada Pemkot, Baznas, Dinas Kesehatan Kota Bengkulu dan pihak terkait yang terlibat. Ya semoga ini menjadi ladang amal kita semua,” kata Habib Abdurahman Alkaf. (Bay)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *