oleh

Pembangunan Tol Bengkulu – Sumatera Selatan,Rohidin Sambangi PT.HK

Bengkulu SF – Pembangunan Tol Bengkulu-Curup-Linggau Sumatera Selatan memasuki tahap appraisal. Dalam rangka memastikan tahap pembangunnya sesuai rencana, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah sambangi PT Hutama Karya selaku pengelola jalan tol trans Sumatera (JTTS), Senin (5/8).
Rohidin mengatakan pertemuan dengan Direktur Hutama Karya untuk membahas tahapan progres pembangunan jalan tol trans sumatera ruas Bengkulu – Curup – Lubuk Linggau, yang pada tahap awal sepanjang 17,6 Km Pulau Baai hingga Taba Penanjung. 
“Kita ingin memastikan progres pembangunan jalan tol Bengkulu, yang sekarang sudah mencapai tahap Appraisal (penaksiran nilai) kemudian pembayaran ganti rugi pada lahan/tanah masyarakat yang dilalui jalur tol,” ujar Gubernur usai pertemuan dengan Direktur Utama Hutama Karya Bintang Perbowo dan direksi di Ruang rapat PT. HK.
Kemudian, Rohidin juga ingin memastikan pembangunan jalan tol sesuai dengan jadwal semula yang telah direncanakan. Dirinya juga ingin memastikan terkait anggaran tidak terdapat kendala sehingga proses pengerjaan dapat segera dilaksanakan. 
“Memastikan anggaran tersedia sehingga tahapan groundbreaking yang direncanakan dapat segera dikerjakan. Karena tadi disampaikan pihak Hutama Karya ditargetkan akhir tahun 2019 hingga awal tahun 2020, kontruksi itu harus mulai dikerjakan,” terangnya.
Sementara, Direktur PT. Hutama Karya Bintang Perbowo menjelaskan pembangunan tol ruas Bengkulu – Curup – Lubuk Linggau dilakukan dalam tiga seksi, seksi awal Bengkulu – Taba Penanjung yang sekarang sudah memasuki penetapan lokasi (penlok), kemudian seksi kedua ruas Bengkulu – Lubuk Linggau akan dilakukan tahapannya pada 2020.
“Setelah Penlok keluar, kemudian sudah dilakukan survey pematokan sepanjang ruas 17,6 Km, lanjut dilakukan appraisal oleh KJPP yang ditunjuk PUPR. Setelah keluar hasilnya dan didiskusikan kepada masyarakat, HK berkewajiban memberikan talangan (membayar terlebih dahulu). Mengenai dananya sudah diatur PPJP HK dengan PUPR dan sudah disetujui Menteri Keuangan,” ujar Bintang yang sebelumnya menjabat sebagai Dirut PT. WIKA
Kemudian seksi akhir, merupakan tahap yang membutuhkan waktu yaitu ruas Kepahiang – Taba Penanjung, yang dalam perencanaan akan dibuat terowongan dengan panjang tunnel sekitar 7 Km serta menggunakan jembatan sepanjang 1,6 Km dengan tinggi tiang 92 meter. 
“Seksi akhir, pada pembangunan terowongan memakan waktu cukup lama, mulai dari tahap perencanaan san pengerjaan sehingga tahap ketiga ini akan memakan waktu pengerjaan hingga dua tahun mulai dari tahapan pengadaan tanah sampai proses kontruksi,” jelasnya. (MC/hadi) 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *