oleh

Haryanto Jaring Aspirasi di RSUD Kepahiang

Kepahiang.seribufakta.com
Menghadapi thalesemia ini harus dilakukan bersama,karena ini menyangkut nyawa, mencari pendonor tetap bagi penderita ini tidak mudah,butuh ketulusan untuk tetap mendampingi dan mencari pendonor. Hal tersebut diungkapkan oleh Anggota DPRD kabupaten kepahiang daerah pemilihan 1 kecamatan kepahiang Haryanto,S.Kom.MM saat menggelar kegiatan reses di RSUD kepahiang, Selasa (16/02/2021).

Haryanto mengatakan Reses kali ini digelar agak berbeda karena diselenggarakan di RSUD Kepahiang. rumah sakit merupakan rumah kedua bagi penderita thalesemia.

“Tetap berikan kenyaman sebagai rumah utama dan layani dengan maksimal, kalau ada kendala dapat kita diskusikan bersama agar jangan sampai ada miskomunikasi,” ungkapnya.

Direktur RSUD Kepahiang Dr.Hulman mengapresiasi kegiatan reses ini, dikatakannya kegiatan reses ini merupakan yang pertama digelar di RSUD kepahiang.

“Terima kasih dan apresiasi atas kepedulian dalam kegiatan reses hari ini, semoga bermanfaat bagi peningkatan pelayanan kepada masyarakat utamanya pasien thalesemia,”sampai Hulman.

Sebagai pimpinan rumah sakit, Hulman menjelaskan penyakit Thalasemia dimana seumur hidup penderita bergantung dengan transfusi darah Hulman merasa reses ini adalah wadah untuk menyatukan pendapat dan untuk saling berbagi pengetahuan juga keluhan.

“untuk pasien Thalasemia, Kalau penyakit lain ada pilihan cara pengobatan, dan bisa mengubah pola hidup,pola makan tapi thalasemia itu adalah penyakit kronis turunan dan bukan penyakit lumrah. Dan pengobatannya adalah dengan Tansfusi” jelas Hulman

Dokter Anak yang pasien Thalasemia di RSUD Kepahiang dr. Roslina DewiSp.A mengapresiasi IKAD dan Para Relawan Thalasemia yang telah membantu ketersediaan darah anak Thalasemia. Ia Berharap anak Thalasemia dan orang tua selalu semangat dan jangan putus sekolah.

” Terimakasih kepada ibu ibu IKAD yang luar biasa dan Para Relawan yang telah membantu ketersediaan darah bagi anak-anak ini, para orang tua semangat dan jangan sampai anak-anak ini putus sekolah” kata dr Dewi.

Ketua Forum Thalsemia Kepahiang KMS. Muharram Saribi,S.Pd mengatakan tidak semua teredukasi untuk mendonorkan darahnya dan ada beberapa kendala dalam menyiapkan calon pendonor. Kami sedang menyiapkan pendonor tetap agar sepanjang tahun dalam 4 bulan sekali darah yang masuk dari orang orang tetap yang telah menjadi sahabat Thalasemia sehingga tidak perlu mencari Pendonor setiap bulannya harap Kemas. Selin itu pendekatan terhadap keluarga anak Thalasemia untuk jadi pendonor juga sedang diupayakan agar pertumbuhan kesadaran untuk saling membantu akn tumbuh dengan sendirinya didalam kelurga pasien itu sendiri.

” Jika semua sudah terkoordinir KFT dan Relawan nanti hanya menjadi bagian kecil karena semua keluarga berperan dalam perawatan anak Thalasemia nantinya” harap Kemas.

Wakil Ketua 1 PMI Rejang Lebong Chandra mengatakan Kami tersentuh Thalasemia sejak 2001, dan kami sekedar membantu. Tapi yang punya semangat bapak ibu dan anak-anak.

 

“Sering bersyukur maka kita merasa nikmat. Darah ini tidak bisa dibeli, mungkin ini hikmahnya kita bisa silaturahmi. Rumah Sakit tidak bisa sedot darah tapi UPTD dan PMI” ujar Candra.

Reka Adista perwakilan IKAD berpesan kepada orang tua Thalasemia untuk Menjalin Kerja sama yang baik dengan Pendamping. Dan perlahan mengupayakan pendonor dari pihak keluarga.

” Saya berpesan kepada orang tua untuk menjalin kerjasama yang baik dengan Pendamping karena ini seumur hidup” Tegas Reka.

Hariyanto, sebagai Anggota DPRD berharap lebih banyak lagi kepedulian dan perhatian masyarakat untuk anak-anak Thalasemia ini, sekarang ada kaum muda kita yang semangat bekerja keras untuk berjuang dengan kepedulian.

“kita berharap kedepannya berbagai kegiatan sosial lainnya perlu perhatian dan itu tidak akan dapat terlaksana dengan baik jika hanya pemerintah saja yang berupaya namun masyarakat luas harus ikut berpartisipasi,” Tutupnya.

Hadir dalam kegiatan reses ketua yayasan Padma bengkulu Ainul Mardiyanti,S.P.Si, wakil ketua 1 PMI Rejang lebong Candra dan para orang tua penderita thalesemia.(Ak/Adv)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *